MEDAN – Seharusnya, seluruh pihak, terutama pemangku kepentingan, lebih membangun kepercayaan masyarakat untuk bersama bergotong royong, mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dimulai dari kawasan terkecil seperti tingkat lingkungan, atau dusun.
Gerakan #Bergotongroyong mengajak seluruh pihak, menghentikan propaganda menakutkan terkait pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Koordinator Gerakan #Bergotongroyong Bobi Septian menyebutkan, saat ini harusnya dijadikan sebagai momentum terjalinnya kerja sama untuk pencegahan dengan melibatkan peran aktif masyarakat.
Bantuan tidak akan pernah cukup. Sehingga yang dibutuhkan adalah pola pencegahan yang efektif dan efisien. Pemerintah dan masyarakat saling sinergi untuk menjamin keberlangsungan hidup bersama,” ungkapnya kepada wartawan di Posko Bergotong Royong, Garasi Mataniari, Medan, Ahad (5/4/2020).
Menurut Bobi, saat ini masyarakat sudah dicekam rasa ketakutan berlebihan. Di sisi lain, ada kebutuhan ekonomi yang diikuti dengan naiknya harga-harga dan akan mengalami kelangkaan.
“Bahkan perusahaan kini juga terancam tidak mampu membayar gaji disebabkan ketiadaan produksi,” sebutnya.
Akumulasi ini jelas dia, tentunya akan berdampak lebih buruk bila pemerintah tidak sigap dan tegas menyikapi keadaan ini. Karena beberapa momentum seperti Ramadan, Idul Fitri dan kenaikan kelas siswa sekolah akan banyak membutuhkan biaya bagi masyarakat.
“Sehingga dibutuhkan sebuah manajemen yang bisa menekan tingkat kepanikan dan harapan bagi kelangsungan hidup masyarakat. Ini harus dilakukan hingga ke tingkat lingkungan dan melibatkan stakeholder. Dari pada melakukan penyemprotan di jalan yang saya kira buang-buang waktu, tidak tepat sasaran dan tidak menghilangkan ancaman,” jelasnya.
Untuk itu ia menerangkan, Gerakan #Bergotongroyong menyumbangkan gagasan berupa modul pencegahan yang terintregrasi antara pendataan kesehatan hingga kondisi sosial ekonomi masyarakat sampai pada tingkat lingkungan. (Bas)